SELA
Beranda / JURNAL / SELA / Potensi Gempa Bumi, Tsunami dan Gunung Api di NTB

Potensi Gempa Bumi, Tsunami dan Gunung Api di NTB

mitigasi-9

Oleh: Trisman, ST.

Bencana Alam Geologi akhir-akhir ini menjadi kejadian yang sangat menakutkan bahkan telah menjadi kebiasaan di masyarakat ketika bencana datang maka seolah-olah kematian akan menjadi tujuan akhirnya. Tentunya semua bencana memang tidak dapat diprediksi tentang ruang dan waktunya akan tetapi pendekatan ilmiah dalam bentuk kegiatan Mitigasi Bencana Alam Geologi dapat dijadikan  refrensi bahkan langkah antisipatif dalam hal pengetahuan tentang bencana alam. Kejadian Gempa Bumi Mentawai, Sumatera disusul aktivitas Erupsi Gunungapi Merapi, Jawa Tengah merupakan bukti bahwa pendataan secara ilmiah dalam bentuk Mitigasi Bencana sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi, mendata dan paling penting bagaimana menghadapi bencana sehingga dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari bencana itu sendiri.

Kondisi inilah yang patut menjadi perhatian kita untuk tidak terlena dan tidak tanggap terhadap potensi terjadinya Bencana Alam Geologi Nusa Tenggara Barat dimana potensi energy dan proses geologi untuk terjadinya Gempa Bumi dan Gunung Api. Berikut ini kami akan coba paparkan potensi Bencana Alam Geologi (Gempa Bumi, Tsunami dan Gunung Api) di Nusa Tenggara Barat yang telah disadur dari beberapa sumber.

Gempa Bumi

Indonesia terletak pada daerah seismik yang sangat aktif karena dilalui oleh 3 jalur gempa tektonik. Untuk P. Lombok dan P. Sumbawa terletak pada salah satu jalur gempa, yaitu terusan dari P. Sumatra – Jawa – Bali -Lombok – Maluku.

AMMAN Perkuat Komunikasi Publik Jelang Operasional Smelter di Sumbawa Barat

Jika dua lempeng bertemu, keduanya bergerak saling menjauhi, mendekati atau bergeser. Gerakan ini berlangsung lambat namun menerus, sebesar beberapa cm pertahun. Kadang gerakan lempeng ini macet sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai batuan pada lempeng tersebut tidak kuat menahan gerakan sehingga terjadi pelepasan energi secara mendadak, yang kita kenal sebagai gempa bumi yang dapat juga disebabkan oleh aktivitas gunung api dan runtuhan.

Teori Tektonik Lempeng

 

Penjelasan tentang pergerakan Teori Tektonik Lempeng yaitu lempeng samudera mengalami pemekaran dan bergerak dengan kecepatan beberapa cm/tahun. Lempeng samudera menyusup ke bawah lempeng benua yang menyebabkan tumbukan antar lempeng. Walaupun kecepatannya lambat, dengan massa yang besar akan menghasilkan momentum yang besar. Energi ini akan tersimpan dan baru dilepaskan saat gempa.

Mekanisme Terjadinya Gempa Bumi Dan Gunung Api Di NTB

Dongkrak Pariwisata Sumbawa Barat, AMMAN Gandeng tiket.com dan Komunitas Lokal

Tsunami

Kata “Tsunami” berasal dari bahasa jepang yang berarti gelombang  besar di pelabuhan yang disebabkan oleh gempa bumi dengan pusat gempa di dasat laut.

Dalam perkembangannya kata “tsunami” dipakai secara luas untuk gelombang besar yang disebabkan oleh kejadian – kejadian seperti Gempa bumi, letusan gunung api, longsoran besar di dasar laut dan meteor yang jatuh di laut.

Di daerah NTB Gelombang Tsunami pernah terjadi dan melanda sepanjang daerah pantai selatan yaitu pada tahun 1977 di daerah Lunyuk Kab. Sumbawa dan daerah Awang Kab. Lombok Tengah serta memberikan kerugian harta, benda dan jiwa.

16.730 Warga KSB Golput, Partisipasi Pilkada Kalah Jauh dari Pemilu

Gunung Api

Gunung Api adalah suatu lubang atau saluran yang menghubungkan suatu wadah berisi bahan yang meleleh yang dinamakan magma, yang pada suatu ketika bahan tersebut ditembakkan lewat saluran ke permukaan bumi dan sering terhimpun di sekelilingnya yang disebut kerucut gunung api. (K. Kusumadinata, 1977).

Di dunia ada sebanyak 500 buah gunung api, diantaranya terdapat di Indonesia 400 buah dan yang masih aktif sebanyak 129 buah; di NTB yang masih aktif 3 buah.

Kriteria Tingkat Kegiatan Gunung Api Indonesia :

Aktif Normal (Tingkat I)

Kegiatan gunung api berdasarkan pengamatan dari visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan atau berlangsung normal.

Waspada (Tingkat II)

Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya.

Siaga (Tingkat III)

Peningkatan semakin nyata, hasil pengamatan visual/pemeriksaan kawah, kegempaan atau metode lain saling mendukung. Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikuti letusan.

Awas (Tingkat IV)

Menjelang letusan utama, letusan awal berupa abu/asap mulai terjadi. Berdasarkan analisis data pengamatan akan diikuti letusan utama.

Peningkatan/penurunan tingkat kegiatan selalu bertahap.

Sejarah Letusan Gunung Api NTB

Letusan G. Rinjani : 1884, 1901, 1906, 1909, 1915, 1944, 1966, 1988, 1994

Letusan G. Tambora : 1815

Letusan G. Sangeang Api : 1512, 1715, 1860, 1911, 1927, 1953, 1964, 1985, 1997

– Penulis Adalah Ketua Jurusan Teknik Pertambangan UNDOVA Sumbawa Barat

About The Author

Trending di KOBARKSB.com

  • 70
    Waspada Gempa dan Tsunami di Pulau SumbawaKawasan timur Indonesia, kini tengah menjadi perhatian serius Tim Katastropik Purba. Sejarah mencatat, gempa kuat yang diikuti oleh tsunami beberapa pernah melanda kawasan ini di masa lalu. Gempa 6.8 Skala Richter yang terjadi pada sesar aktif Ransiki di Teluk Bintuni, Sabtu (21/04) kemarin, semakin menyadarkan bahwa potensi ancaman dari kawasan…
  • 52
    Perbaikan Rumah Korban Gempa Bumi di KSB Belum Tuntas“Jika Tidak Rampung Tahun Ini, Dana Kemungkinan Hangus” Taliwang, KOBAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mencatat, bahwa sampai dengan saat ini pihaknya telah menerima Rp 109,3 Miliar dana rehabilitasi dan rekonstruksi untuk korban gempa bumi di KSB dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Sampai dengan…
  • 47
    Aliran Dana Gempa Terbata-bataSetahun lebih sudah tragedi gempa bumi magnitudo 6,9 yang menguncang Nusa Tenggara Barat (NTB) melanda, yang menyisakan trauma mendalam bagi sebagian besar warga NTB. Bantuan dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban gempa dari Pemerintah Pusat sudah dikucurkan, meski terbata-bata, dan belum juga tuntas. Untuk Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) saja,…
  • 46
    2 Hari Berturut-turut, Sumbawa Barat Diguncang Gempa Bumi M 4,6 dan M 4,8Taliwang, KOBAR - Selama 2 hari berturut-turut, Sumbawa Barat diguncang gempa bumi tektonik. Hasil analisa BMKG menunjukkan, bahwa gempa bumi pertama yang dirasakan berkekuatan M 4,6, terjadi pada hari Jumat, (25/12), pukul 06.09 WITA. Yang terbaru, berkekuatan M 4,8, yang terjadi pada pukul 21.42 WITA, Sabtu, (26/12). Yang pertama, Episenter…
  • 43
    Trauma Healing Penting!Bencana alam tidak hanya mengakibatkan masyarakat yang menjadi korban kesulitan mendapatkan pangan, melainkan juga akan menimbulkan efek traumatik bagi masyarakat yang terkena musibah tersebut. Belum lagi suasana kehidupan yang serba darurat, terutama di tempat-tempat pengungsian membuat para korban tertekan dan mengalami kondisi depresi maupun faktor psikologis lainnya. Sehingga para korban,…
  • 42
    Mahasiswa UNDOVA Garap BUMDes MujahidinBrang Ene, KOBAR - Sebagai lembaga ekonomi masyarakat, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) punya peran cukup strategis dalam menggerakkan perekonomian masyarakat di pedesaan. BUMDes Dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa, meningkatkan usaha masyarakat, menciptakan peluang usaha, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengembangkan ekonomi desa, serta meningkatkan pendapatan desa.…

Komentar

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

× Advertisement
× Advertisement