Skip to content
SELA
Beranda / JURNAL / SELA / Perlunya Koordinasi Penanggulangan Bencana Alam Geologi

Perlunya Koordinasi Penanggulangan Bencana Alam Geologi

gempa
Table of Contents+

Oleh : Iwan Setiawan, ST *

Kabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu daerah dari sembilan Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat terletak di ujung barat Pulau Sumbawa, pada posisi 1160 42’ sampai dengan 1180 22’ Bujur Timur dan 080 8’ sampai dengan 090 7’ Lintang Selatan serta memiliki luas wilayah 1.849,02 Km2. Bila dilihat dari segi topografinya, Kabupaten Sumbawa Barat merupakan lembah yang dikelilingi oleh perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 0 hingga 1.730 meter  di atas permukaan air laut, di mana sebagian besar di antaranya memiliki kemiringan lahan yang curam seluas 146.711 hektar atau 79,35% dari luas wilayah Kabupaten. Kabupaten yang bermotto Pariri Lema Bariri ini berbatasan dengan selat Alas di sebelah Barat, Kabupaten Sumbawa sebelah Timur dan utara, dan samudera Indonesia di sebelah selatan. (sumber Sumbawa Barat dalam Angka Tahun 2005)

Jarak tempuh dari Ibu Kota Kabupaten ke kota-kota Kecamatan rata-rata 23 Km, kecuali kota Kecamatan terjauh Kecamatan Sekongkang dengan jarak tempuh 52 km.

Daerah Kabupaten Sumbawa Barat merupakan daerah yang beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau. Adanya gejala alam seperti elnino yang melanda sebagian wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Sumbawa Barat, berpengaruh terhadap banyaknya hari hujan dan curah hujan semenjak tahun 2005 hingga 2008 dengan kata lain curah hujan saat ini  sudah sangat ekstrim. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh besarnya penguapan yang  juga berpotensi terjadinya bencana alam geologi seperti banjir bandang dan tanah longsor. Adanya faktor-faktor geologi seperti patahan-patahan, retakan, pada tanah atau batuan, kemiringan lapisan batuan/tanah bila curah hujan meningkat merupakan salah satu penyebabnya.

AMMAN Perkuat Komunikasi Publik Jelang Operasional Smelter di Sumbawa Barat

Sehubungan dengan hal tersebut diharapkan kepada kita dan seluruh elemen masyarakat bersama-sama melakukan upaya mitigasi pra bencana, pada saat bencana itu terjadi serta pasca bencana yang berbasis masyarakat dengan menyampaikan peringatan dini bagi masyarakat di sekitar daerah rawan bencana, serta melakukan evakuasi dan merelokasi pemukiman warga, sehingga korban jiwa dapat ditekan semaksimal mungkin disamping hal tersebut perlu dibuatnya Peta Rawan Bencana (Peta RB)/Peta Kerentanan Gerakan Tanah (Peta KGT). Peta dibuat berdasarkan survey geologi tentang potensi banjir dan longsor disuatu daerah (desa/kecamatan).

Pentingnya pembuatan Peta RB/Peta KGT adalah untuk mengantisipasi jatuhnya jumlah korban jiwa yang besar bila terjadi bencana banjir bandang dan tanah longsor. Untuk itu marilah kita bersama-sama untuk duduk dan mencari jalan keluar dengan mengenyampingkan kepentingan pribadi dan golongan di atas segalanya karena bencana merupakan kejadian alam yang sulit untuk kita hindari dan bila hal tersebut terjadi tidak pernah memandang siapa-siapa. “Apakah kita harus menyiapkan dana setiap tahun buat suatu bencana?”.

Penanggulangan bencana, dapat diartikan sebagai upaya dan kegiatan yang meliputi mitigasi, pengawasan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi baik sebelum terjadi, saat terjadi dan setelah terjadi bencana. Sedangkan pengertian mitigasi (Penjinakan) bencana geologi, secara umum adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil akibat-akibat yang ditimbulkan oleh bencana geologi berupa gempa bumi, banjir, dan tanah longsor, yaitu dengan kesiapsiagaan serta penyiapan kesiapan fisik, kewaspadaan dan kemampuan. Strategi yang digunakan dalam penaggulan bencana disesuaikan dengan jenis, waktu, dan penyebab terjadinya bencana. Secara umum yang dimaksud dengan strategi yaitu tindakan yang bersifat ’incremental’ (senantiasa meningkat) dan terus menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para “korban” di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari ’apa yang dapat terjadi’, bukan dimulai ’apa yang terjadi’.

Bencana alam secara lebih khusus disebut sebagai bencana alam geologi karena faktor-faktor geologi sangat dominan menjadi penyebab timbulnya bencana alam ini. Contoh-contoh yang umum terjadi di tanah air kita yaitu : Gempa Bumi dan Tsunami; Letusan Gunung api; Tanah Longsor; Penurunan Tanah; dan Banjir. Geologi adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari semua gejala yang ada di permukaan dan di dalam bumi atau ilmu yang mempelajari lapisan batuan yang ada di kerak bumi, susunan bentuk, perkembangan, dan dinamika bumi, juga flora dan fauna yang pernah hidup di bumi, serta evolusinya (Sejarah).

*) Penulis adalah Dosen Fakultas Tehnik Prodi Pertambangan Undova KSB

Dongkrak Pariwisata Sumbawa Barat, AMMAN Gandeng tiket.com dan Komunitas Lokal

About The Author

Trending di KOBARKSB.com

  • 60
    3 Potensi Bencana Alam Mengancam KSBSecara geografis Sumbawa Barat terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan, dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana alam. Meningkatnya aktivitas pembangunan yang dibarengi dengan pengrusakan lingkungan, memicu meningkatnya…
  • 50
    Pemerintah KSB Serius Tangani Penyembuhan Trauma GempaTaliwang, KOBAR - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menyatakan akan serius menangani trauma yang diderita masyarakat akibat gempa hebat yang memporak perandakan tempat tinggal mereka, terutama bagi balita dan anak-anak sekolah. Dalam beberapa kali pertemuan di tenda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Bupati Sumbawa Barat, Dr Ir H W Musyafirin MM,…
  • 49
    Sumbawa Barat Siaga Banjir dan LongsorTaliwang, KOBAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan kondisi cuaca di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Prakiraan itu berdasarkan hasil analisis data terupdate dimana kondisi fisik, dan dinamika atmosfer terdapat pusat tekanan rendah di sebelah barat Australia mencapai 1004 hPa, di daratan Australia bagian barat…
  • 49
    Piala Adipura Masih Jauh“Bupati Targetkan Adipura Tahun 2020” Taliwang, KOBAR - Hingga menjelang usianya yang ke 15 tahun, Piala Adipura yang 4 tahun silam pernah diidamkan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) belum juga terwujud. Pada tahun 2017, Bupati Sumbawa Barat, Dr Ir H W Musyafirin MM, kembali menggaungkan hal itu. Dan Bupati telah memasang…
  • 48
    282 Warga KSB Menderita Sakit JiwaTaliwang, KOBAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mengaku, telah dan akan terus melakukan upaya maksimal untuk memenuhi sarana dan prasarana pendukung penanganan pasien penderita sakit jiwa (orang gila, red) yang ada di wilayah KSB. Meskipun demikian, masih adanya sejumlah orang gila yang berkeliaran menjadi sorotan publik. “Orang gila…
  • 46
    Kekeringan Mulai Landa KSBTaliwang, KOBAR - Kekeringan sudah mulai melanda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), terutama di wilayah kecamatan Poto Tano. Akibatnya, masyarakat mengalami gagal panen jagung dan kesulitan mendapatkan air bersih. Informasi awal yang diterima media ini, akibat tidak ada air dan lahan kering, apalagi daerah itu masuk kategori tadah hujan, ada sekitar 174…

Komentar

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

× Advertisement
× Advertisement