Taliwang, KOBAR – Balai Benih Utama (BBU) milik Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) sampai saat ini memang belum mampu memenuhi kebutuhan benih para petani, karena yang bisa diproduksi untuk tahun ini hanya 40 ton, sementara kebutuhan benih seluruh petani mencapai 334 ton.
Dari data milik Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) jumlah benih yang dibutuhkan ada pada kisaran 334 ton lebih dengan estimasi jumlah lahan seluas 11.149 dengan rincian, lahan irigasi seluas 8.279 hektar, lahan tadah hujan seluas 2.805 hektar dan lahan rawa lebak seluas 65 hektar. Jika setiap hektar membutuhkan 3 kilo, maka kebutuhan itu pada pada kisaran 334 ton lebih.
Kepala Dishutbuntan, Ir IGB Sumbawanto MSi kepada media ini rabu 19/11 menyampaikan, produksi benih yang dilakukan BBU memang memang belum mampu untuk memenuhi kebutuhan benih petani, tetapi dengan semangat dan dukungan pimpinan daerah serta komisi II DPRD KSB, maka pada tahun 2015 mendatang akan diusulkan konsep program menuju mandiri benih, hanya saja tidak mutlak dilaksanakan pada tahun 2015.
Dibeberkan Sumbawanto, dalam rancangan anggaran tahun 2015 diproyeksi untuk produksi benih mencapai 80 ton atau meningkat 100 persen dari tahun sekarang. Tantangan itu diyakini bisa direalisasikan, bahkan bisa dipastikan jauh lebih banyak, karena saat ini pihak BBU dengan petani sekitar telah membangun komunikasi dan kerjasama sebagai petani penanam benih seluas 10 hektar, jadi kalau kerjasama itu berjalan sesuai rencana, maka BBU akan mampu berproduksi hingga mencapai 120 ton benih.
Menurutnya, semangat untuk memproduksi benih harus sporadik (dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, red), karena harus dipikirkan juga petani pembeli, termasuk tempat penjualan dari benih hasil produksi, karena benih hasil produksi BBU selama ini dititipkan ke sejumlah tempat untuk dijual, bahkan banyak petani tidak tahu tempat membeli benih dari BBU. “Peningkatan produksi memang menjadi pekerjaan prioritas kami, tetapi harus juga dipikirkan keberadaan tempat atau lokasi penjualan dari benih hasil produksi tersebut,” tutur Sumbawanto.
Menyinggung soal pasar hasil produksi, Sumbawanto mengaku jika pada tahun 2015 akan mengusulkan pembangunan toko atau showroom benih yang berada dalam kota Taliwang, agar petani yang membutuhkan benih tidak perlu mencari lagi tempatnya apalagi sampai membeli benih dari luar daerah. “Memang perlu ada showroom benih yang menjadi tempat penjualan benih hasil produksi dan showroom itu sendiri akan memacu semangat petani untuk menjadi penangkar benih,” terangnya.
Diakui Sumbawanto jika saat ini yang bisa diandalkan berproduksi benih hanya melalui BBU, sebab petani penangkar benih yang pernah diberikan pelatihan belum bisa mandiri, karena untuk menjadi petani penangkar benih membutuhkan biaya yang cukup tinggi, karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti, lantai jemur dan gudang, belum lagi hasil panen tidak bisa dijual atau harus berproses menjadi benih selama 6 bulan. “Kita memang tidak memiliki petani penangkar benih, karena tidak banyak petani yang memiliki gudang dan lantai jemur, bahkan petani kita biasanya langsung menjual hasil produksinya,” tandasnya. (kimt)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 40
Taliwang, KOBAR - Sejumlah lapak yang berada di pinggir lapangan Alun-Alun akan segera dibongkar. Pembongkarannya sendiri akan dilakukan oleh pemilik masing-masing. Pembongkaran dilakukan setelah pembangunan lapak yang berada di ujung lapangan atau di areal tempat eks kantor Pol PP dinyatakan rampung dan sudah bisa dipergunakan. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan…
- 33
Taliwang, KOBAR - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) harus memiliki data petani yang terkena dampak kekeringan, jadi pendataan yang harus dilakukan bukan sekedar luas lahan dan lokasi yang merasa dampak kekeringan, termasuk harus ada kesanggupan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada mereka yang merasakan dampak kekeringan. “Petani yang menjadi korban atau yang…
- 33
Taliwang, KOBAR - Kondisi ruang pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), dikeluhkan warga setempat. Meski biaya pembuatan administrasi kependudukan sudah sejak lama digratiskan, namun warga menyayangkan, bahwa faktor pendukung pelayanan di instansi itu dinilai belum memenuhi standar mutu sebuah kantor pelayanan publik. Ruang pelayanan sempit, hingga…
- 32
Taliwang, KOBAR - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) telah mendapatkan jatah anggaran di APBD KSB 2015, sebesar Rp 1 miliar untuk penataan Desa Mantar dan Lebo Taliwang. Kepala Disparekraf Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), H Taufiqurrahman SIP MM, kepada media ini rabu 10/12 kemarin mengatakan, uang yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja…
- 32
Taliwang, KOBAR - Harga jual barang sembako di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) masih dalam kategori stabil, meskipun pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), namun kecenderungan akan ada lonjakan harga sudah mulai terlihat. Pantauan yang dilakukan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM), saat ini yang terus merangkak naik…
- 32
Taliwang, KOBAR - Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dalam melancarkan misinya menghijaukan lingkungan Kemutar Telu Center (KTC) akan merintis pendirian Hortipark atau kebun Hortikultura. Nantinya memanfaatkan sebagian lahan yang diperuntukkan untuk kawasan hijau KTC, Dishutbuntan akan menyulapnya menjadi sebuah kebun khusus untuk ditanami berbagai tanaman hortikultura…
Komentar