Taliwang, KOBAR – Jumlah kebutuhan pupuk yang tertuang dalam Rencana Detail Kebutuhan Kelompok (RDKK) sebesar 6.203 ton untuk pupuk jenis urea, sementara kouta yang ditetapkan dalam surat keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan nomor 521.34-803 tidak sesuai atau hanya 5.800 ton.
Namun jumlah yang ditetapkan Gubernur NTB itu lebih banyak dari tahun sebelumnya (2014, red) yang hanya 4.840 ton. Sementara pupuk jenis lain tidak terlalu ada perubahan, misalnya jenis SP36 diplot 108 ton, jenis ZA sebanyak 300 ton, jenis NPK sebanyak 810 ton dan organik sebanyak 60 ton.
Kabid pertanian pada Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan), Rusdi SP MSi yang ditemui media ini dalam ruang kerjanya mengaku, meskipun kouta yang ditetapkan tidak sesuai dengan jumlah yang tertuang dalam RDKK, pihaknya merasa sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan petani, bahkan pada tahun sebelumnya jumlah pupuk yang menjadi hak ada yang tidak tertebus.
Rusdi juga menyampaikan bahwa kebutuhan pupuk bersubsidi itu bukan hanya untuk memenuhi petani padi, tetapi juga akan dipergunakan untuk petani jagung. “Jika mengacu pada RDKK, maka jumlah pupuk untuk padi sebanyak 4.237 ton, sementara pupuk yang diperuntukkan tanaman jagung sebanyak 1.966 ton,” terangnya.
Jumlah pupuk yang ada itu diperuntukkan untuk 11.249 hektar lahan padi dan 300 hektar lahan jagung dengan tiga kali musim tanam, sementara lahan yang ada itu sendiri tidak semuanya akan diberlakukan tiga kali tanam, sehingga kuota pupuk yang ada diyakini bisa dan memenuhi kebutuhan. Kepada para petani yang saat ini membutuhkan pupuk, sudah bisa melakukan penebusan kouta tahun 2015 ini. “Sudah bisa ditebus kouta yang ada dan bisa saya pastikan saat ini kebutuhan tersedia,” lanjutnya.
Menyinggung soal benih, Rusdi pada kesempatan itu menyampaikan bahwa tidak ada subsidi benih, termasuk yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sementara subsidi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) belum bisa disampaikan, lantaran masih menunggu keputusan penetapannya. “Petani kita lebih memilih membeli sendiri untuk benih, karena mereka juga mencari merk sesuai keinginan,” cetusnya.
Diakhir keterangannya, Rusdi menyampaikan bahwa saat ini terus bertambah minat masyarakat untuk menjadi petani. Hal itu bisa dilihat dari jumlah Kelompok Tani (Koptan) yang ada. Koptan tanaman pangan berjumlah 669 koptan, koptan peternakan berjumlah 284 koptan, khusus holtikultura sebanyak 26 koptan, khusus perkebunan 50 koptan, koptan khusus wanita tani sebanyak 96 koptan, jadi total jumlahnya 1.125 koptan. (kimt)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 57
Taliwang, KOBAR - Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian (Dishutbuntan) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tengah mengupayakan pencairan dana program Upaya Khusus (Upsus) dalam rangka peningkatan produksi tanaman kedelai di bulan April mendatang. Saat ini untuk kegiatan program tersebut, sekitar 250 Kelompok Tani (Poktan) khusus tanaman kedelai telah memiliki rekening yang akan digunakan…
- 55
Taliwang, KOBAR - Pemerintah Pusat di tahun 2017 mendatang dikabarkan akan kembali menggulirkan program proyek operasi nasional agraria (Prona) untuk seluruh wilayah di Indonesia. Namun, untuk Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) kuota Prona hanya diberikan sebanyak 1.750 persil atau bidang saja. Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumbawa Barat, Ir Jaka Purnomo, membenarkan kuota…
- 53
Taliwang, KOBAR - Kuota pupuk yang ditetapkan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk pemenuhan petani di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada tahun 2014 hanya 4.840 ton, sementara kebutuhan ril mencapai 6.800 ton. Kouta kurang dari kebutuhan sudah menjadi hal yang selalu dipersoalkan selama ini, namun belum ada keputusan dari pemerintah provinsi…
- 51
Jubir: PNS Tak Perlu Resah Taliwang, KOBAR - Aparatur lingkup pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mulai terlihat panik dengan isu tentang adanya rencana penjabat Bupati yang akan menggelar mutasi, karena penjabat memiliki kewenangan untuk melakukan penggeseran, meskipun harus melalui proses panjang, namun kewenangan itu terbuka selama untuk kepentingan organisasi pemerintahan. Banyak hal…
- 50
“Baliho Rangka Bambu Ambruk Diterpa Angin” Taliwang, KOBAR - Sejumlah alat peraga kampanye (APK) Paslon Pilkada NTB yang diproduksi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB kondisinya memprihatinkan. Di sejumlah lokasi di Sumbawa Barat, banyak APK roboh tertiup angin karena pemasangannya hanya menggunakan batang bambu sebagai penyangga. Melihat kondisi tersebut masyarakat menilai…
- 49
Taliwang, KOBAR - Komisi I DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mulai angkat bicara terkait proyek pembangunan rumah adat yang kemungkinan besar tidak akan rampung hingga kontrak kerjanya yang akan berakhir 23 Desember mendatang, lantaran melihat realitas kondisi lapangan yang progressnya sangat minim. Komisi yang menjadi mitra kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda…
Komentar