Taliwang, KOBAR – Ketidakmampuan dunia pendidikan kita berkembang secara baik dan merata sudah menjadi pekerjaan rumah pada setiap rezim. Dari pendidikan hanya untuk kaum ‘priayi’, mahalnya biaya bulanan, sampai kelemahan siswa dan guru dalam mengikuti perkembangan zaman. Pemerintah sendiri memang tidak berdiam diri melihat persoalan ini. Seiring berjalannya waktu, pemerintah telah menggulirkan program wajib belajar 12 tahun yang dituangkan dalam Permen Dikbud Nomor 19 tahun 2016, tentang Program Indonesia Pintar. Namun kadang yang tertulis di atas kertas dengan fakta di lapangan, jauh panggang dari api.
Masalah pendidikan kita seharusnya sudah selesai semenjak negara ini memutuskan reformasi tahun 1998 silam. Namun hingga saat ini masih kita temukan anak usia SD, SMP, dan SMA yang putus sekolah, khususnya di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), lantas dimana sebenarnya letak kesalahan dunia pendidikan di kabupaten yang sempat menjalankan program pendidikan gratis seperti KSB ini?.
Imran (18), pelajar putus sekolah, asal Brang Ene menyatakan, “Lebih baik mencari duit daripada harus belajar di sekolah. Karena belum tentu selesai sekolah nanti kita dapat kerja,” cetusnya.
Bukan hanya Imran, Wawan (16), remaja putus sekolah, asal Kelurahan Sampir pun, menceritakan kondisinya saat ini, “Saya putus sekolah karena masalah keluarga kak. Keluarga saya tidak harmonis dan sering bertengkar, jadi saya kekurangan perhatian dan kasih sayang,” ujarnya.
Pemahaman semacam ini menjadi sangat berbahaya karena secara tidak langsung akan menjegal masa depan anak-anak. Pemahaman tersebut masih sangat banyak terjadi di masyarakat kita, maka tidak aneh jika masih ada anak-anak yang putus sekolah.
Ditemui media ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA), melalui Kasubag Program, Irwansyah SE, mengatakan, bahwa berkaitan dengan jumlah anak putus sekolah menurut data yang dipegang pihaknya, hanya ada satu orang saja di KSB.
“Cuman ada satu orang saja pak yang putus sekolah dalam data kami. Satu anak berusia SD, tepatnya SDN Sekongkang,” katanya.
Berkaitan dengan itu, sambung Irwansyah, pihaknya telah menemui kepala sekolah terkait untuk mengetahui lebih jelas alasan mengapa anak itu putus sekolah. Selanjutnya lpihak sekolah berjanji akan menghubungi orang tua siswa unuk mengetahui masalah yang menjadi penyebab mengapa anak itu putus sekolah.
Setelah menemui pihak berwenang, diadu dengan penelusuran awak media ini di lapangan, nampaknya ada hal yang janggal terkait pendataan anak-anak usia sekolah yang putus sekolah, bahkan tidak sekolah. Melihat kondisi tersebut, maka harus ada upaya nyata dari pemerintah untuk segera mengatasi semua permasalahan ini. Sosialisasi dan kerja keras harus dilakukan supaya anak-anak bisa mengenyam pendidikan sesuai dengan program yang dicanangkan pemerintah. Harus dibentuk satuan tugas (Satgas) yang fokus untuk menjaring anak-anak putus sekolah untuk kembali mengenyam pendidikan. Harus ada satgas yang fokus dalam masalah ini. Sehingga semua anak-anak bisa tetap sekolah.
Dan yang jadi perhatian pemerintah berkaitan dengan usia sekolah yakni semua kalangan usia pelajar harus diperhatikan, bukan hanya pelajar yang sudah masuk sekolah lalu kemudian putus sekolah. Melainkan semua usia pelajar baik yang sudah masuk sekolah maupun tidak mendaftarkan diri sama sekali. (kdon)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 60
Taliwang, KOBAR - Pil Paracetamol Cafein Carisoprodol (PCC) menjadi trend baru peredaran obat-obatan terlarang saat ini. Para pelajar dan remaja menjadi target peredaran pil ini, karena harganya sangat murah dan amat mudah didapat. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman dan bahaya pil PCC ini, karena setiap saat anak-anak dan remaja tak luput dari… - 54
Itulah sepenggal kalimat yang terucap dari mulut Imran, salah seorang anak yang putus sekolah, ketika ditanya oleh wartawan media ini, tentang alasan dia berhenti sekolah dari sebuah sekolah menengah atas. Itu baru satu orang, tidak tertutup kemungkinan ada sekian banyak anak-anak usia sekolah seperti Imran di bumi pariri lema bariri… - 52
“Kinerja BNN KSB Disorot” Taliwang, KOBAR – Ancaman narkoba di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tidak main-main lagi. Data yang dibuka Badan Narkotika Nasional (BNN) KSB baru-baru ini, membuat semua mata terbelalak. Bagaimana tidak, para bandar narkoba telah menyasar anak-anak usia sekolah. Dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi. Apalagi grafik… - 51
Sumbawa, KOBAR - Mungkin banyak orang yang telah akrab dengan nama Pulau Panjang, karena sering disebut oleh BMKG sebagai episentrum gempa di Pulau Sumbawa. Tapi tidak banyak orang yang tahu jika pulau kecil yang terletak di Selat Alas ini adalah Kawasan Suaka Alam di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa… - 50
Taliwang, KOBAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dalam waktu dekat akan mulai melaksanakan pemutakhiran Basis Data Terpadu (BDT). Basis data yang berisikan data penduduk miskin tersebut nantinya akan dijadikan sumber data oleh pemerintah pusat dalam menyalurkan berbagai program kemiskinannya. Kepala BPS KSB, Ir. Muhadi, mengatakan, sesuai jadwal… - 50
Jereweh, KOBARKSB.com - Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sumbawa Barat, Julmansyah, S.Hut., MAP, di hari terakhir masa jabatannya, Sabtu, (23/11), meluncurkan program "Surfing Masuk Sekolah" di Pantai Jelengah, Kecamatan Jereweh. Program ini merupakan hasil kerjasama antara PT. Amman Mineral, Pemerintah Daerah Sumbawa Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) serta Dinas…
Komentar