KOTA MATARAM
Beranda / PULAU LOMBOK / KOTA MATARAM / NTB Dorong Investasi Industri Kehutanan Berbasis Lahan

NTB Dorong Investasi Industri Kehutanan Berbasis Lahan

Julmansyah-S-Hut-S-AP
Julmansyah, S.Hut., M.AP.

Mataram, KOBAR – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terus menggenjot visi industrialisasi melalui investasi hijau.

Investasi hijau adalah icon investasi yang bersinergi dengan masyarakat dengan berbasis pada lahan. Ini sebagai jawaban dari semakin luasnya lahan kritis dan mulai hilangnya sumber air.

“Melalui Canopy NTB sebuah lembaga riset yang di isi oleh dosen dan alumni Kehutanan Unram, kita melakukan survey untuk melihat respon atau penerimaan masyarakat terkait rencana investasi ini,” kata, Kabid Pengelolaan Hutan, Dinas LHK NTB, Julmansyah SHut MAP, di sela-sela memimpin rapat sosial ekonomi rencana investasi Hutan Tanaman Industri (HTI), di Mataram, Selasa (16/6).

Dinas LHK saat rapat terkait investasi Hutan Tanaman Industri

Menurut Julmansyah, kita mesti terus mendorong upaya menghijaukan hutan dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha yang akan menerima komoditas hasil hutan, baik yang berasal dari areal HTI, areal perhutanan sosial (PS) maupun komoditas kayu yang berasal dari areal milik masyarakat. Upaya ini dapat dilakukan dengan konsep agroforestry/wanatani atau juga dengan silvikultur insenstif (Silin).

Hadir dalam rapat tersebut, management PT. Kayu Lima Sejahterah (KLS). PT. KLS adalah perusahaan yang berbasis di Lombok Tengah (Loteng) spesialis mengolah kayu sengon atau kayu yang kategori cepat tumbuh (fast growing) dengan usia 5-6 tahun sebagai bahan bakunya menjadi kayu lapis (playwood).

AMMAN Perkuat Komunikasi Publik Jelang Operasional Smelter di Sumbawa Barat

Peneliti Canopy NTB, Dr. Andi Chairil Iksan, memaparkan hasil survey yang dilaksanakan di wilayah (Kantor Pengelolaan Hutan (KPH) yang melibatkan 21 desa di Kecamatan Ropang, Moyo Hulu, Moyo Hilir, Lenangguar, Batulanteh dan Unter Iwis meliputi KPH Ropang dan KPH Batulanteh Kabupaten Sumbawa.

Umumnya responden mendukung dan setuju pabrik pengolahan HTI dibangun di wilayah mereka. Ini tentu saja langkah yang bagus, sebab masyarakat, menurut Dr Andi Chairil umumnya mengerti prospek ini justru mendekatkan pasar dengan masyarakat.

“Masyarakat tidak akan kesulitan mencari pasar dalam menjual komoditas kayunya. Apalagi kayu Sengon (paraserianthes falcataria) kategori kayu cepat tumbuh, dengan catatan ada proses membangun kemitraan bersama masyarakat setempat dan dunia usaha kehutanan,” jelas, Julmansyah. (kras)

About The Author

Trending di KOBARKSB.com

  • 35
    Warga Negara Asing Garap Tambang Emas Ilegal di KSBTaliwang, KOBAR - Sejumlah alat berat jenis excavator beroperasi di Desa Belo Kecamatan Jereweh, diketahui di tempat tersebut sedang terjadi aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), dibawah naungan PT Zikun Jaya Trading yang dilakukan oleh beberapa pekerja asing. Pertambangan tersebut berkedok penambangan batu mangaan yang tidak mengantongi izin apapun, hingga…
  • 33
    Petani Madu Kecewa Dengan Nolnya Perhatian PemdaKabid Kehutanan: Tak Dianggarkan, Karena Tak Ada Proposal Taliwang, KOBAR - Program pemberdayaan Petani madu Hutan dan Madu Budidaya, melalui Bidang Kehutanan Dishutbuntan Sumbawa Barat yang telah sukses berjalan pada tahun 2015 lalu terancam tidak berlanjut di tahun ini. Program lanjutan guna mendukung langkah sejumlah petani pemburu dan pembudidaya dipastikan tidak…
  • 32
    Waspada Cukai Palsu, Pengedar dan Penjual Diancam PidanaIklan Layanan Masyarakat Ini Disampaikan Oleh BAPPEDA LITBANG KSB dengan Anggaran DBHCHT 2021
  • 32
    Waspada Cukai Palsu, Pengedar dan Penjual Diancam PidanaIklan Layanan Masyarakat Ini Disampaikan Oleh BAPPEDA LITBANG KSB dengan Anggaran DBHCHT 2021
  • 30
    UKM di KSB Masih Tertatih-tatihTaliwang, KOBAR - Program pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dicanangkan pemerintah pusat belum dapat terealisasi dengan baik di Sumbawa Barat. Dalam hal pembinaan, instansi berwenang masih terkendala beberapa faktor penentu keberhasilan program. Faktor yang dimaksud adalah kurangnya penyuluh industri, legalitas produk dipertanyakan, kemasan yang tidak standar dan belum ada kemandirian…
  • 30
    Waspada Cukai Palsu, Pengedar dan Penjual Diancam PidanaIklan Layanan Masyarakat Ini Disampaikan Oleh BAPPEDA LITBANG KSB dengan Anggaran DBHCHT 2021

Komentar

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

× Advertisement
× Advertisement