Skip to content
SUMBAWA
Beranda / PULAU SUMBAWA / SUMBAWA / Pulau Panjang, Kawasan Suaka Alam di Selat Alas

Pulau Panjang, Kawasan Suaka Alam di Selat Alas

Pulau-Panjang
Table of Contents+

Sumbawa, KOBAR – Mungkin banyak orang yang telah akrab dengan nama Pulau Panjang, karena sering disebut oleh BMKG sebagai episentrum gempa di Pulau Sumbawa. Tapi tidak banyak orang yang tahu jika pulau kecil yang terletak di Selat Alas ini adalah Kawasan Suaka Alam di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pulau Panjang ditetapkan sebagai kawasan suaka alam, melalui SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Nomor 418/Kpts-II/1999, tanggal 15 Juni 1999. Kawasan ini telah ditata batas fungsinya pada tahun 1992, seluas 1.641,25 hektar. 

Mangrove di Pulau Panjang

Pulau Panjang terletak di utara Pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa. Pulau ini memanjang dari barat ke timur, yang menjadi sebab diberi nama Pulau Panjang.

Secara umum, vegetasi di kawasan cagar alam Pulau Panjang didominasi oleh jenis mangrove. Spesies dominannya adalah dari genus Rhizophora, meliputi Mangrove (Rhizophora apiculata, R.stylosa, R.mucronata), Tanjang Merah (Bruguiera gymnorrhiza), Api-api (Avicennia marina), Santigi (Pemphis acidula), dan lain-lain. Sementara vegetasi savana di wilayah ini terdiri dari jenis rumput, tanaman merambat dan semak-semak.

Habitat Burung di Pulau Panjang

Potensi ekosistem mangrove di Pulau Panjang merupakan sumber daya penting dalam pengelolaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Hal ini disebabkan, karena fungsi ekosistem mangrove mempengaruhi kelangsungan hidup dan keberlanjutan ekosistem lainnya. Seperti, mengurangi laju erosi pantai, mencegah intrusi air laut, sebagai habitat organisme pantai, dan bermanfaat bagi kehidupan manusia sebagai penyedia oksigen.

AMMAN Perkuat Komunikasi Publik Jelang Operasional Smelter di Sumbawa Barat

Hutan Bakau di Pulau Panjang

Ada beberapa burung yang dapat ditemukan di Pulau Panjang. Yaitu; raja udang (Halcyon sp), Kecial (Zootherops sp), Kuntul karang (Egretta sacra). Di kawasan ini juga ditemukan burung dilindungi, yaitu Burung gosong (Megapodius reinwardtii).

Di pesisir utara Pulau Panjang juga sering terlihat beberapa burung migrant. Seperti; Kuntul merah (Ardea purpurea) dan Little tern (Sterna albifrons).

Peneliti di Pulau Panjang

Berdasarkan hasil kajian beberapa peneliti, status kawasan Pulau Panjang sempat diusulkan menjadi Cagar Alam pada tahun 2014. Mengingat keunikan potensinya, lokasi dan akses yang sulit untuk menuju pulau ini. 

Pulau Panjang adalah tempat yang cocok untuk penelitian ekosistem mangrove, dan lokasi yang ideal sebagai tempat penelitian flora fauna bagi bagi pelajar dan mahasiswa. Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB rutin memantau ekosistem mangrove di pulau ini dengan inventarisasi flora mangrove.

Nelayan di Pulau Panjang

Untuk menuju Kawasan Suaka Alam Pulau Panjang, dibutuhkan waktu lebih kurang sekitar 5 jam dari Kota Mataram. Rute yang dilalui sebagai berikut: Mataram – Labuhan Lombok, ± 2 jam. Labuhan Lombok – Poto Tano, ± 2 jam, menggunakan kapal ferry. Poto Tano – Alas, ± 30 menit. Alas – Pulau Bungin, ± 15 menit. Pulau Bungin – Pulau Panjang, ± 15 menit, menggunakan perahu. (kdon)

Dongkrak Pariwisata Sumbawa Barat, AMMAN Gandeng tiket.com dan Komunitas Lokal

About The Author

Trending di KOBARKSB.com

  • 60
    Pers Tak Boleh Memihak Paslon Tertentu Selama PilkadaTaliwang, KOBAR - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbawa Barat, Divisi Hukum, Aliatullah SH, mengingatkan kepada seluruh perusahaan media massa, cetak dan elektronik, agar menyiarkan pemberitaan tentang pemilihan umum dengan bijak, khususnya tentang Pilkada Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu yang ditekankan Alia adalah netralitas media terhadap seluruh pasangan calon…
  • 59
    Kualitas Alat Peraga Kampanye Pilgub NTB Disorot“Baliho Rangka Bambu Ambruk Diterpa Angin” Taliwang, KOBAR - Sejumlah alat peraga kampanye (APK) Paslon Pilkada NTB yang diproduksi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB kondisinya memprihatinkan. Di sejumlah lokasi di Sumbawa Barat, banyak APK roboh tertiup angin karena pemasangannya hanya menggunakan batang bambu sebagai penyangga. Melihat kondisi tersebut masyarakat menilai…
  • 59
    Sirkuit Mandalika dan Sirkuit Samota Jadi Pemantik Geliat Pariwisata NTBPasca suksesnya event Pertamina Grand Prix of Indonesia (MotoGP) digelar pada awal tahun 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pariwisata NTB tampak sudah mulai bergeliat, seiring dengan berakhirnya pandemi Covid-19 yang menjadi kabut hitam industri pariwisata Indonesia. Angka kunjungan wisatawan ke NTB mulai bergerak naik. Pembangunan…
  • 58
    Monumen Dunia yang Dilupakan Gubernur NTBHampir tidak ada buku sejarah dunia yang tidak menuliskan tentang Gunung Tambora di Pulau Sumbawa. Salah satu yang terkenal adalah ”The Eruption of G Tambora in 1815”, yang ditulis Junghuhn, seorang ahli botani Belanda. Menjadi naif, jika seorang penguasa dimana gunung termasyhur itu berada, melupakan bahkan abai dengan gunung fenomenal…
  • 56
    2014, Hutan KSB AmanTaliwang, KOBAR - Perambahan hutan lindung atau kawasan hutan yang dilindungi seperti yang terjadi di beberapa daerah, tidak terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada tahun 2014, jika dipersentasekan dari luas kawasan hutan, maka yang rusak akibat ulah para pelaku illegal logging tidak mencapai 0,01 persen. Pada penghujung tahun ini, ada…
  • 55
    PBB Cari Calon Bupati KSBTaliwang, KOBAR - Partai Bulan Bintang (PBB) dipastikan akan mengusung calon Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada suksesi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan digelar Juni 2015 mendatang. Soal versi pelaksanaan tidak menjadi soal, yang pasti siapa yang lebih banyak mendapat dukungan masyarakat akan menjadi calon utusan PBB, baik itu kader…

Komentar

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

× Advertisement
× Advertisement