Jakarta, KOBAR – Para peneliti di Amerika Serikat mengungkapkan fenomena aneh, yakni, air laut bercahaya dalam gelap (Milky Seas) yang muncul dan menghilang selama kurun tahun 2012 hingga tahun 2021, telah terjadi di Laut selatan Jawa. Hal itu tertangkap kamera satelit, terekam terjadi di Laut Selatan Jawa, dengan bagian cahaya terbesar ada di selatan Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Institut Kerjasama Penelitian Atmosfer (CIRA), Universitas Negeri Colorado (CSU), Amerika Serikat, dalam jurnal menyampaikan, bahwa hanya sekitar 2 atau 3 milky seas yang terjadi per tahun di seluruh dunia. Namun, sebagian besar telah terjadi di perairan barat laut Samudra Hindia dan lepas pantai Indonesia.
Dari hasil penelitian mereka, dijelaskan, bahwa fenomena laut bercahaya itu bisa bertahan hingga beberapa malam, dan membentang hingga seluas 100 ribu kilometer. Dalam 200 kali penampakan yang terjadi selama abad ke-19, peneliti baru satu kali melakukan riset melewati permukaan air laut yang mengalami fenomena itu, yakni, pada tahun 1985.
Para peneliti menyatakan, bahwa fenomena aneh seperti laut bercahaya disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri yang bisa memancarkan cahaya atau ganggang laut di permukaan air. Sedangkan dari pengamatan citra satelit, fenomena itu bisa ditangkap menggunakan sensor indera siang-malam. Sensor satelit itu bisa mendeteksi cahaya di permukaan air laut yang terjadi di samping cahaya dari wilayah daratan.
“Sensor indera siang-malam satelit tidak berhenti memukau dengan kemampuannya mengungkapkan cahaya di kegelapan malam. Layaknya Kapten Ahab di novel Moby-Dick, memburu fenomena permukaan laut bercahaya sudah menjadi perhatian saya selama bertahun-tahun,” kata Steve Miller, Direktur CIRA.
Miller menyatakan, bahwa ia dan tim peneliti menemukan 12 fenomena itu muncul dan menghilang antara tahun 2012 hingga tahun 2021. Selain itu, fenomena tersebut hanya bisa disaksikan pada malam hari dan mengikuti pergerakan air serta arus laut.
“Fenomena air laut bercahaya adalah kejadian alam yang belum bisa kami jelaskan. Milky seas merupakan bagian terkenal dari cerita rakyat yang hidup di maritim. Tetapi karena sifatnya yang terpencil dan sulit dipahami, mereka sangat sulit untuk dipelajari dan lebih menjadi bagian dari cerita rakyat itu daripada sains,” tandas Miller.
Dilansir dari Space, dilaporkan bahwa hingga saat ini, hanya satu kapal penelitian yang pernah menemukan milky seas. Kru mengumpulkan sampel dan menentukan strain bakteri bercahaya yang disebut vibrio harveyi, yang menjajah alga di permukaan air.
Tidak seperti bioluminesensi yang terjadi di dekat pantai, di mana organisme kecil yang disebut dinoflagellata berkedip cemerlang ketika terganggu. Bakteri bercahaya bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda. Begitu populasi mereka menjadi cukup besar, sekitar 100 juta sel individu per milliliter air, mereka semua mulai bersinar dengan mantap.
Namun ahli biologi belum tahu persis tentang bakteri ini. Apa yang menyebabkan tampilan masif ini tetap menjadi misteri. Karena jika bakteri yang tumbuh di alga adalah penyebab utama milky seas, maka seharusnya mereka akan terjadi di semua tempat dan dalam waktu yang lama. (knda)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 40
Jakarta, KOBAR - Peristiwa terhalangnya sinar Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan, yang dapat dilihat dari Bumi atau disebut gerhana bulan telah terjadi hari ini, Rabu, (26/5). Karena posisi Bulan saat terjadi gerhana kali ini, berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih…
- 31
“Hampir Tidak Ada Lahan Kosong, Kambing Pun Makan Kertas” Sumbawa, KOBARKSB.com - Dengan luas pulau hanya 0.085 km² (8,5 hektar), lebih dari 5 ribu jiwa menetap di pulau ini. Pulau ini bernama Pulau Bungin, terletak di lepas laut Bali, yang secara administratif merupakan salah-satu desa di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa,…
- 31
Jakarta, KOBAR - Hasil riset Bank Dunia menyatakan, bahwa angka putus sekolah di Indonesia tahun 2021 meningkat sebesar 1,12 persen. Dimana angka tersebut merupakan 5 kali lipat dari angka anak putus Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2019. Bank Dunia memperkirakan, saat ini di Indonesia ada 118.000 orang anak usia SD…
- 30
Dari sekian banyak informasi yang ada tentang kematian Hitler, tidak ada satupun yang dapat menyebutkan secara pasti apa penyebab kematian sang diktator Nazi ini. Bagaimanakah sebenarnya akhir dari petualangan Hitler itu? Benarkah Hitler bersama istrinya Eva Braun bunuh diri setelah minum racun sianida? Lantas bagaimanakah hasil otopsi pihak Amerika ketika…
- 30
Jakarta, KOBAR - Informasi pribadi yang meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, alamat, nomor telepon, bahkan besaran gaji, yang diduga milik 279 juta peserta BPJS Kesehatan, dilaporkan berhasil diretas hacker. Data Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut kemudian dijual secara online di forum hacker Raid Forums. Direktur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara…
- 30
Jambi, KOBAR - Sebanyak 45 Kg jengkol asal Jambi dengan tujuan ekspor ke Jepang berhasil lolos sertifikasi Karantina Pertanian Jambi. Ini merupakan jengkol perdana yang diekspor ke Jepang dari Provinsi Jambi. “Saya biasanya menjual jengkol di Provinsi Riau saja. Ini pertama kalinya saya mengirim jengkol ke Jepang. Semoga ekspor ini…
Komentar