Taliwang, KOBARKSB.com – Jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dilaporkan bertambah dari tahun ke tahun. Tahun ini, jumlah pengidap penyakit mematikan itu tercatat sebanyak 64 kasus. Angka ini merupakan jumlah yang berhasil didata oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) KSB selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Di luar itu diperkirakan angkanya berkembang, sebagaimana fenomena gunung es. Karena dibandingkan jumlah tahun sebelumnya yang mencapai 61 kasus, tahun ini angka pengidap HIV/AIDS bertambah 3 kasus.
“Masih ada hambatan untuk menjangkau populasi berisiko, mereka tidak selalu bisa menerima. Belum lagi penolakan dari sebagian orang yang tidak memahami bahaya dan risiko HIV/AIDS,” kata H Tuwuh SAP, Kepala Dinkes KSB, kepada awak media ini, pekan kemarin.
HIV/AIDS memang masalah besar. Kenaikan pengidap HIV menjadi pekerjaan rumah bersama. Untuk itu, Pemerintah telah menargetkan terciptanya 3 Zero, yakni, bebas infeksi HIV baru, bebas diksriminasi dan stigma pada pengidap HIV, serta bebas kasus kematian akibat AIDS.
“Kami mengajak masyarakat untuk berani memeriksa status kesehatannya. Jika positif mengidap HIV, pengobatan dini dapat mencegah terjadinya penularan baru dan meningkatkan kualitas hidup,” ujar Tuwuh.
Yang menjadi persoalan, tak semua pengidap HIV langsung melakukan pengobatan. Rata-rata pengobatan terjadi setelah enam bulan hingga satu tahun setelah dinyatakan status HIV diketahui. Meski HIV tak lagi menyandang status sebagai penyakit mematikan, akses mendapatkan obat Antiretroviral (ARV) untuk pengidap HIV/AIDS masih terbilang sulit.
“HIV itu penyakit kronis yang sama dengan hipertensi dan diabetes. Sama-sama berobat seumur hidup. Tapi hipertensi dan diabetes jauh lebih mudah mendapatkan akses obatnya, sedangkan akses ARV masih terbatas,” terang Tuwuh.
Adapun Pengidap penyakit ini paling besar berada di rentang usia produktif, antara umur 20-45 tahun. Situasi menjadi lebih rumit karena faktor ‘tak diketahui’ menjadi lebih dominan, meskipun faktor hubungan heteroseksual menjadi salah satu faktor utama meningkatnya jumlah pengidap.
“Dari semua kecamatan yang ada di KSB, 2 Kecamatan tercatat bebas dari kasus HIV/AIDS. Yaitu, Kecamatan Brang Ene dan Kecamatan Sekongkang. Dan tidak semua yang mengidap HIV/AIDS ini asli dari Sumbawa Barat,” beber Tuwuh.
Menurut Tuwuh, mayoritas terjangkitnya HIV/AIDS akibat dari hubungan seks bebas. Meskipun ada juga yang tidak melalui seks bebas, bisa saja terjangkit dari orang lain, biasanya dalam satu keluarga. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya bersama instansi terkait, giat dan terus melakukan penyuluhan dan memberikan konseling. Sehingga bisa dilokalisir agar tidak menular kepada orang lain.
Ia pun mengajak seluruh warga KSB, bila ada merasa gejala terjangkit HIV/AIDS, agar tidak segan-segan mendatangi rumah sakit atau klinik yang telah disediakan oleh pemerintah. Kepada masyarakat secara umum, Tuwuh juga meminta, agar yang telah terjangkit HIV/AIDS tidak didiskriminasi. Mereka harus dirangkul agar mau menjalani konseling dan pengobatan untuk upaya pencegahan terjadi penularan kepada pihak lain.
“HIV tidak semua hubungan seks, memang umumnya hubungan seks. Saya berharap semua kita meningkatkan ketahanan keluarga. Keluarga yang harmonis dan saling setia. Para orangtua agar menjaga anaknya, agar tidak melakukan perilaku yang bisa terjangkit HIV,” tutup Kepala Dinkes KSB. (kdon)
About The Author
Trending di KOBARKSB.com
- 78
Taliwang, KOBARKSB.com - Selama 2 hari terakhir, hujan lebat disertai angin kencang dan petir dilaporkan terjadi di wilayah Taliwang, Sumbawa Barat. Akibatnya, salah satu pohon besar di jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa tumbang dan menutupi seluruh bahu jalan. "Telah terjadi pohon tumbang yang menutupi ruas jalan utama lintas Taliwang-Sumbawa, Sabtu, (7/5),… - 75
Maluk, KOBARKSB.com - Sebanyak 50 orang karyawan tempat hiburan malam di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), dilaporkan menjalani tes HIV/AIDS termasuk mendapatkan penyuluhan tentang triple eliminasi terhadap penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B. “Kegiatan tersebut dilaksanakan di salah satu tempat hiburan malam di Desa Pasir Putih, Maluk. Tes dan… - 74
Taliwang, KOBARKSB.com - Kasus pernikahan dini di Kabupaten Sumbawa Barat masih marak terjadi. Perempuan dalam kelompok usia 20 tahun kebawah rupanya masih banyak yang memulai kehidupan rumah tangga lebih awal. Berdasarkan data Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP) yang dirilis Kantor Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) setempat, kurun waktu bulan Januari-Juli 2016… - 74
Taliwang, KOBARKSB.com - Kembali Satres Narkoba Polres Sumbawa Barat menggagalkan peredaran narkoba jenis sabu di Taliwang, Sumbawa Barat. Kali ini, tim Satres Narkoba membekuk seorang Pemuda Kelurahan Sampir, Taliwang, yang diduga sebagai pelaku pengedar dengan barang bukti 11,68 gram sabu. “Terduga pelaku pengedar narkoba jenis sabu berinisial PA, laki-laki, usia… - 73
Maluk, KOBARKSB.com - PT Vector Utama Indonesia, salah satu Subkontraktor PT Amman Mineral Industri (AMI), dilaporkan telah membayar ganti rugi sebesar Rp 10 juta atas dugaan perusakan tanaman cabe warga Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Pembayaran ganti rugi ini dilakukan PT Vektor terkait aduan masyarakat setempat kepada aparat kepolisian… - 72
Sekongkang, KOBARKSB.com - Mungkin tidak lazim jika ada seorang Gubernur gemar datang dan menginap di Desa-desa. Tapi itu tidak berlaku bagi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr H Zulkieflimansyah SE MSc, atau yang akrab disapa Bang Zul. Beberapa hari terakhir, Gubernur yang dikenal bergaya hidup sederhana, dan apa adanya itu,…
Komentar